Sebuah
masterpiece kembali dapat kami selamatkan dari komoditas perdagangan
dan untuk selanjutnya akan kami rawat dan kami lestarikan di kediaman
kami di Malang.
Sebuah mahakarya leluhur Jawa di era kejayaan Javanese Old Imperial
Family memang selalu membuat jantung kami berdebar apalagi untuk jenis
yang seperti ini.
Kapstok ini kami akuisisi setelah melalui proses negosiasi yang sangat
panjang dan memakan syaraf... dan pada saat kami mengiyakan kami tidak
melihat foto ataupun barang melainkan 1 kata... kepercayaan... dan itu
membuahkan hasil yang luar biasa.
Kapstok ini merupakan kapstok dengan ukiran 3D yang luar biasa indah dan
dengan warna gincu cat tulang biru yang disungging dan prodonya yang
masih bagus dan original non tusiran ini memang dahulu dipergunakan oleh
seseorang yang amat sangat disegani di era-nya oleh pemerintah Hindia
Belanda... diperlambangkan dengan burung Peksi Dewoto yang merupakan
burung Suci dalam kebudayaan Jawa Kuno.
Barang Jawa Imperial pasti diukir dengan berbagai simbol dan makna...
buah delima untuk kesuburan, bunga mawar untuk keharuman nama, peksi
dewoto untuk keagungan dan sebagainya... bukan campur-campur asal-asalan bagaikan
masakan restoran Seafood atau masakan Padang...
Pakem dan sImbol adalah sebuah kunci dalam menentukan tingkatan sebuah
barang Imperial diluar kehalusan dan warna gincuan ataupun prodo.
0 komentar:
Posting Komentar