Sebagai
seorang kolektor pusaka memang kami tidak terlalu fokus pada mengoleksi
sandangan daripada pusaka2 tersebut karena jumlah koleksi pusaka kami
yang telah berjumlah ribuan biji.
Namun pertama kali melihat gagrak tombak ini kami pun sangat mencintainya pada pandangan pertama, bukan karena hanya tua nya saja namun juga pada symbol dan jenis ukiran nya yang tidak umum.
Pada cunduk terdapat ukiran Naga Manglar yang merupakan hewan Suci di kebudayaan Jawa kuno yang tidak boleh sembarangan dipergunakan oleh sembarangan orang.
Seperti pada bahasan kami sebelum nya, hewan2 suci pada kebudayaan Jawa Kuno tidak boleh sembarang dipergunakan karena ada makna dan fungsi yang mendalam... seperti Naga Manglar, Peksi Dewata dan ukiran pada sisik naga pun harus pakem Jawa Tulen dan bukan seperti ukiran ular atau ulat bulu...
Kemudian penggunaan ukiran binatang pada furniture dan perangkat pusaka harus Pakem dan tidak mungkin semua jenis binatang digabung menjadi satu kesatuan yang jelas merupakan gubahan seni jaman modern.
Pada saat kami dapatkan gagrak tombak ini telah dalam kondisi yang nyaris 90% hilang semua gincu dan prodo nya, dan kami kembalikan utuh sesuai pakem seperti di masa kejayaan nya (untuk penggunaan pribadi)
Pada patina kayu... jelas tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu merupakan kunci dari sebuah barang kayu2 an, dan pada foto di bawah telah kami lampirkan bekas erosi air dan patina kelembaban tanah.
Sebuah mahakarya leluhur Indonesian Imperial Folk art yang wajib kami lindungi dan lestarikan di kediaman kami di Malang.
Private collection Only!!!
0 komentar:
Posting Komentar